Labels
Sabtu, 31 Desember 2011
Kamis, 29 Desember 2011
Kata-kata Penuh Hikmah tentang Akal
Rasulullah
saww, bersabda: “Sesungguhnya seluruh kebaikan hanya
dimengerti oleh akal.” [ Tuhaful uqul 54 ; Bihar ul anwar 77:158 ]
- Rasulullah
bersabda: “Mintalah petunjuk kepada akal, niscaya kamu akan mendapatkannya.
Dan jangan menentangnya, niscaya kamu akan menyesal.” [ Ushul kafi 1:25 ]
- Imam
Ali as berkata: “Akal adalah sumber pengetahuan dan pengajak kepada
pemahaman. [ Ghurar ul Hikam, karya al-amudi 1:102 ]
- Dari
Imam Shadiq as: “Akal adalah petunjuk orang mukmin.” [ Ushul Kafi 1:25 ]
Selain peran dan nilai akal dalam menguak alam
semesta, riwayat-riwayat keislaman menegaskan bahwa Allah berhujjah kepada para
hamba-Nya melalui akal. Argumentasi ilahi dengan akal dan berbagai implikasinya
berupa, siksaan dan tanggung jawab, menunjukkan kepada kita betapa agungnya
nilai akal dalam kehidupan manusia dan dalam agama Allah.
Imam Musa bin Ja’far as juga berkata: “Allah
benar-benar telah menyempurnakan hujjah-hujjah-Nya pada manusia melalui akal,
membukakan (akal mereka) dengan al-bayan (penjelasan) dan menunjukkan mereka
pada rububiyyah-Nya dengan berbagai dalil (bukti).” [ Bihar ul Anwar 1:132 ]
Nabi Muhammad saww, pernah ditanya, “Apakah Akal itu?”
Beliau menjawab: “Ia adalah (alat) untuk ketaatan kepada Allah. Karena,
orang-orang yang taat kepada Allah adalah orang-orang yang berakal.” [ Bihar ul
Anwar 1:131 ]
Imam Ja’far as-shadiq as pernah ditanya apakah akal
itu. Beliau menjawab: “Akal adalah alat yang digunakan untuk menyembah
(beribadah) kepada Ar-Rahman , Allah dan untuk memperoleh surga-Nya.” [ Bihar
ul Anwar 1:116 ]
Imam Ali as berkata lebih lanjut mengenai akal ini:
- Akal
adalah pedang yang tajam.
- Bunuhlah
hawa nafsumu dengan senjata akalmu.
- Jiwa
memendam berbagai hasrat nafsu. Akal berfungsi untuk mencegahnya.
- Hati
memendam berbagai hasrat jelek, sedangkan akal selalu menahannya.
- Orang
yang berakal adalah orang yang mengalahkan hawa nafsunya dan orang yang
tidak menukar akhiratnya dengan dunianya.
- Orang
yang berakal adalah orang yang meninggalkan hawa nafsunya dan yang membeli
dunianya untuk akhiratnya.
- Orang
berakal adalah musuh kelezatan dan orang bodoh adalah budak syahwatnya.
- Orang
yang berakal adalah orang yang melawan nafsunya untuk taat kepada Allah.
- Orang
yang berakal adalah orang yang mengalahkan kecenderungan-kecenderungan
hawa nafsunya.
- Orang yang berakal adalah orang yang mematikan syahwatnya dan orang kuat adalah orang yang menahan kesenangannya.
Batu-batu yang Aneh
Dalam sebuah hadis menceritakan, pada zaman dahulu ada
seorang lelaki wukuf di Arafah. Dia berhenti di lapangan luas itu. Pada waktu
itu orang sedang melakukan ibadat haji. Wukuf di Arafah adalah rukun haji yang
sangat penting. Bahkan wukuf di Arafah itu disebut sebagai haji yang sebenarnya
karena apabila seorang itu berwukuf di padang Arafah dianggap hajinya telah
sempurna walaupun yang lainnya tidak sempat dilakukan.
Sabda Rasulullah mengatakan :
· “Alhajju Arafat” (Haji itu wukuf di Arafah)
Rupanya lelaki itu tadi masih belum mengenali Islam
dengan lebih mendalam.
Masih dalam istilah ‘muallaf’. Semasa dia berada di
situ, dia telah mengambil tujuh biji batu lalu berkata pada batu itu :
“Hai batu-batu, saksikanlah olehmu bahawa aku bersumpah
bahawa tidak ada tuhan melainkan Allah dan Muhammad itu pesuruh Allah.”
Setelah dia berkata begitu dia pun tertidur di situ.
Dia meletakkan ketujuh batu itu di bawah kepalanya. Tidak lama kemudian dia
bermimpi seolah-olah telah datang kiamat. Dalam mimpi itu juga dia telah
diperiksa semua dosa-dosa dan pahalanya oleh Tuhan. Setelah selesai pemeriksaan
itu ternyata dia harus masuk ke dalam neraka. Maka dia pun pergi ke neraka dan
hendak dimasukan ke salah satu dari pintu-pintu neraka.
Rabu, 14 Desember 2011
Aku dan sahabatku
Pernah ada suatu masa dimana aku melewati hari-hariku dengan
seseorang yang sangat berarti dihatiku. Dengannya, aku melalui berbagai macam
hal, merasakan kesenangan dan kebahagiaan bersama-sama, mengatasi persoalan dan
saling memberikan solusi pemecahannya. Dengannya, aku mengukir sebuah harapan,
menuliskan cita-cita dan saling memotivasi untuk menggapainya. Dengannya, aku
saling melecutkan semangat, saling mengingatkan saat berbuat salah, serta saling
menguatkan dikala hati sedang ciut dan lemah. Denganya, aku berjuang di sebuah jalan, yang dinamakan jalan dakwah. jalan yang penuh onak dan duri. namun apabila dilakukan bersama akan terasa ringan.
Denganya pula, aku membangun sebuah cerita cinta, rindu dan kasih sayang. Merasakan manisnya ukhuwah, sebuah pertemanan yang tidak lekang oleh masa, tidak pula sirna karena perpisahan. Bahkan cinta itu akan kekal selamanya, sampai akhirat kelak. Taukah kalian cinta yang seperti apa? Itulah cinta karena Allah.
Denganya pula, aku membangun sebuah cerita cinta, rindu dan kasih sayang. Merasakan manisnya ukhuwah, sebuah pertemanan yang tidak lekang oleh masa, tidak pula sirna karena perpisahan. Bahkan cinta itu akan kekal selamanya, sampai akhirat kelak. Taukah kalian cinta yang seperti apa? Itulah cinta karena Allah.
Masih terniang-niang ditelingaku tentang sebuah hadits yang
diriwayatkan oleh Imam Abu Daud, bahwa Rasulullah SAW bersabda
“ Sesungguhnya diantara hamba-hamba Allah ada segolongan
orang yang bukan nabi dan bukan pula syuhada. Tapi bahkan para nabi dan syuhada
cemburu pada mereka dihari kiamat nanti, tersebab kedudukannya yang dinerikan
oleh Allah pada mereka.”
Senin, 12 Desember 2011
Kenapa langit berwarna biru??
Tahukah anda kenapa langit berwarna biru? pada dasarnya langit tidak berwarna , namun karena efek dari matahari maka langit pun berubah menjadi kebiruan.Matahari memancarkan gelombang cahaya dengan memancarkan frekuensi tertentu. Bagian dari frekuensi tersebut merupakan frekuensi cahaya tampak yang dapat ditangkap oleh mata manusia, Jika spektrum cahaya matahari yang mengenai mata kita masih terdiri atas seluruh spektrum cahaya tampak, matahari akan terlihat putih dan spektrum cahaya tampak ini akan menyinari atmosfer bumi.
Minggu, 11 Desember 2011
Habis gelap terbitlah terang,, Insya Allah
Jalan dakwah. Adalah jalan yang ditempuh dengan hanya
segelintir orang. Hanya sedikit dari seluruh manusia di bumi ini merelakan
dirinya untuk berkecimpung di dunia dakwah. Namun mereka yang telah memilih
jalan dakwah sebagai jalan hidupnya adalah para manusia-manusia pilihan Allah,
manusia yang diseleksi Allah untuk menolong agama Allah. Untuk menegakkan
kalimat Allah di bumi tercinta ini.
Mereka, para aktifis
dakwah rela mengorbankan segala yang mereka miliki untuk jalan dakwah. Finansial,
waktu, energi, dan diri mereka sendiri ,mereka relakan untuk jalan yang amat
mulia ini. Walaupun mereka sadar, jalan yang mereka pilih amat panjang, sangat
melelahkan dan menguras tenaga. Penuh dengan jurang-jurang berbahaya yang kapan
saja tanpa sadar kita dapat terperosok ke dalamnya. Mungkin hanya terluka,
mungkin hanya kaki atau tangan yang patah, atau bahkan nyawapun melayang.
Jumat, 09 Desember 2011
Bergerak=hidup, Diam=mati
Pada dasarnya, hakikat dari kehidupan ini adalah perubahan. Dimana
perubahan tersebut merupakan cikal bakal tumbuhnya sebuah pergerakan yang
positif. Kalau bisa di ibaratkan, maka kehidupan ini adalah air yang mengalir. Air yang mengalir adalah air yang menyegarkan
dikarenakan kotoran-kotoran terbawa oleh arus air yang mengalir tersebut. Semakin
derar arusnya semakin bersih dan jernih airnya. Namun sebaliknya, jikalau air
itu tenang, maka bersaranglah kotoran-kotoran yang mungkin dapat menimbulkan
berbagai macam penyakit. Seperti itu jugalah manusia, jikalau ia bergerak(dengan
arah positif) untuk melakukan perubahan, maka ia telah menjadi air yang
mengalir dan mengasilkan air yang jernih. Namun jika tidak terjadi perubahan,
maka ia sama halnya dengan air yang tenang, yang menghasilkan penyakit-penyakit
yang merugikan.
Hidup adalah perubahan yang menghasilkan sebuah gerkan. Telah
kita ketahui bahwa semua benda yang ada di alam raya ini terdiri dari
quanta-quanta yang tak dapat dihitung jumlahnya. Quanta-quanta tersebut bergerak
dan menghasilkan energi, sehingga terbentuklah atom. Atom merupakan bahan dasar
segala macam benda, baik itu benda mati maupun benda hidup. Jika saja
quanta-quanta itu tidak bergerak atau berhenti maka dunia ini tidak akan, dunia
ini akan sirna. Maka kehidupanpun tidak akan pernah ada sama sekali. Sama halnya
dengan manusia, jika tidak melakukan perubahan, berarti ia telah mati.
Maka dari itu, teruslah bergerak, lakukan
perubahan,perubahan pada diri dan orang lain. Boleh berhenti sejenak untuk
mengambil nafas dan mengisi perbekalan.
Rabu, 09 November 2011
Izinkan Kami Bertutur Untuk Para Pejuang Dakwah Sekolah
Kami, dilahirkan dari rahim hangat da'wah sekolah. Diasuh oleh ketulusan para mentor dan murobbi sekolah membuat kami mampu tegak berdiri menghadapi berbagai permasalahan tdk hanya di dunia sekolah tapi juga di dunia mahasiswa.
Hingga kini kami bertahan...
Fabi ayyi 'ala I robbikuma tukadziban !
***
Da'wah, rasanya bisa dikatakan menjadi tempat dimana semua keterbatasan ada, keterbatasan SDM, keterbatasan dana,keterbatasan waktu, bahkan terkadang keterbatasan izin orangtua. Namun ternyata da'wah mampu mengalirkan keberlimpahan cinta untuk sesama, keberlimpahan inspirasi, dan keberlimpahan cahaya yang mencerahkan.
Kalimat Pengusir Maksiat
Seorang Ulama terkemuka, Imam Sahl bin Abdullah Al-Tastari menuturkan kisah dirinya, 'Ketika berumur 3 (tiga) tahun, aku ikut pamanku yaitu Muhammad bin Sanwar untuk melakukan qiyamullail. Aku melihat cara shalat pamanku dan aku menirukan gerakannya.
Suatu hari, paman berkata kepadaku, 'Apakah kau mengingat ALLAH, yang menciptakanmu?'
Aku menukas, 'Bagaimana caranya aku mengingatnya?'
Suatu hari, paman berkata kepadaku, 'Apakah kau mengingat ALLAH, yang menciptakanmu?'
Aku menukas, 'Bagaimana caranya aku mengingatnya?'
Beliau menjawab, 'Anakku, jika kau berganti pakaian dan ketika hendak tidur, katakanlah tiga kali dalam hatimu, tanpa menggerakkan lisanmu, "ALLAHU MA'I...ALLAHU NAADHIRI...ALLAHU SYAAHIDI..!' (artinya, ALLAH bersamaku, ALLAH melihatku, ALLAH menyaksikan aku").
Selasa, 25 Oktober 2011
Belajar dari Burung Hud Hud
Umat Islam patut bersyukur karena ajaran dan agama yang dianutnya adalah agama yang telah diridhai oleh Allah Taala.
إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ الْأِسْلامُ وَمَا اخْتَلَفَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ إِلَّا مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْياً بَيْنَهُمْ وَمَنْ يَكْفُرْ بِآيَاتِ اللَّهِ فَإِنَّ اللَّهَ سَرِيعُ الْحِسَابِ
“Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al-Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barang siapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya.” (Ali Imran:19)
Islam adalah agama para nabi dan umat-umat terdahulu ketika mereka masih lurus menjalankan agama mereka sesuai dengan perintah rasul dan nabi mereka. 2:132-133,136; 3:52,64,84; 5:111. Karena itu, umat Islam kaya akan kisah dan pelajaran dari umat-umat terdahulu. Kisah yang dialami oleh saudaranya seiman dalam menegakkan tauhid dan memakmurkan bumi. Kisah dan kejadian yang dialami umat terdahulu dapat kita lihat pada kalamullah untuk diambil ibrah dan dars. Pengkisahan merupakan salah satu uslub dari asalib quraniyah fi tarbiyatil ummah.
Beberapa kisah dapat kita jumpai pada sabda Rasulullah saw. yang kebenarannya sudah dijamin Allah Taala.
Beberapa kisah dapat kita jumpai pada sabda Rasulullah saw. yang kebenarannya sudah dijamin Allah Taala.
وَمَا يَنْطِقُ عَنِ الْهَوَى. إِنْ هُوَ إِلَّا وَحْيٌ يُوحَى
Selasa, 07 Juni 2011
MY BELOVED HOLY QUR’AN
When I saw you,
I feel calm,
When I read you,
I feel peace,
When I heard you,
I feel comfort,
When I applied you,
I feel good,
You are very important for me,
Without you,
I feel messy,
Because of you,
I am organised,
Without you,
I was blind to this nasty world,
Because of you,
my life is shining,
You are the words from God,
that will guide me,
You are the speech from God,
that will accompany me,
And, somebody ask, “who is the ‘you’ that I mean it?”
And, I answered, “ ‘you’ is my beloved holy Qur’an”
Minggu, 15 Mei 2011
Khalid bin Walid : sang pedang Allah
Pribadi yang mengaku tidak tahu dimana dan dari mana kehidupannya bermula, kecuali di suatu hari dimana ia berjabat tangan dengan Rasulullah saw, berikrar dan bersumpah setia….saat itulah dia merasa dilahrikan kembali sebagai manusia “Dialah orang yang tidak pernah tidur, dan tidak membiarkan orang lain tidur.”
Suatu saat Khalid bin Walid pernah menceritakan perjalanannya dari Mekah menuju Madinah kepada Rasulullah:
“Aku menginginkan seorang teman seperjalanan, lalu kujumpai Utsman bin Thalhah; kuceritakan kepadanya apa maksudku, ia pun segera menyetujuinya. Kami keluar dari kota Mekah sekitar dini hari, di luar kota kami berjumpa dengan Amr bin Ash.
Maka berangkatlah kami bertiga menuju kota Madinah, sehingga kami sampai di kota itu di awal hari bulan Safar tahun yang ke delapan Hijriyah. Setelah dekat dengan Rasulullah saw kami memberi salam kenabiannya, Nabi pun membalas salamku dengan muka yang cerah. Sejak itulah aku masuk Islam dan mengucapkan syahadat yang haq…”
Ja'far dan sayap
"Ini kisah salah seorang sahabat Rosul namanya adalah Ja'far bin Abu Thalib bin Abdul Muthalib bin Hasyim. Ia memiliki gelar Abu Al-Masakin yang artinya bapak orang-orang miskin karena ia senang berdialog dengan mereka. Juga gelar Dzu Al-Janahain yang berarti pemilik dua sayap serta Ja'far Ath-Thayyar yang artinya orang yang dapat terbang.
Ia ikut hijrah ke Habsyi dan kemampuan berdiplomasinya ia gunakan untuk menangkal hasutan kaum musyrikin kepada Raja Habsyi yang bernama Negus.
Suatu saat, Rasulullah saw diberi tahu oleh Malaikat Jibril bahwa kelak ketika Ja'far berperang dan syahid, Allah telah menyediakan baginya dua sayap hijau yang terbungkus dengan intan dan yaqut untuknya di surga. Dia terbang dengan kedua sayapnya bersama malaikat.
Sabtu, 14 Mei 2011
Menyikapi Penguasa Zalim
Sikap Pertama. Memberikan Nasihat
Memberikan nasihat kepada penguasa zalim merupakan perintah klasik Allah Jalla wa ‘ Ala kepada Nabi Musa dan Nabi Harun ‘alaihimas salam untuk meluruskan kezaliman Fir’aun. Ini menunjukkan bahwa nasihat dan ajakan kepada kebaikan merupakan upaya penyembuhan pertama bagi penguasa zalim, bahkan bagi siapa saja yang menyimpang. Para fuqaha’ sepakat bahwa hukuman di dunia bagi orang yang meninggalkan shalat secara sengaja baru bisa ditegakkan bila ia enggan bertaubat setelah diperintahkan untuknya bertaubat. Memerangi orang kafir pun baru dimulai ketika da’wah telah ditegakkan, namun mereka membangkang.
Allah Ta’ala berfirman:
“Pergilah engkau (Musa) kepada Fir’aun karena ia telah thagha” (QS. Thaha:24, Qs. An Nazi’at: 17)
“Pergilah engkau berdua (Musa dan Harun) kepada Fir’aun karena ia telah thagha” (QS. Thaha: 43)
Thagha (طغى ) adalah melampaui batas dalam kesombongan dan melakukan penindasan (diktator) (Khalid Abdurrahman al ‘Ik, Shafwatul Bayan li Ma’anil Qur’anil Karim, hal. 313) juga berarti menyimpang dan sesat (ibid, hal. 314) dan kufur kepada Allah ‘Azza wa Jalla (Ibid, hal. 584)
Berkata Imam Ibnu Katsir -rahimahullah “Maksudnya (Fir’aun) telah melakukan penindasan dan menyombongkan diri.” (Ibnu Katsir, Tafsir Al Qur’anul Azhim, 4/ 468)
Beliau juga berkata, “Pergilah engkau (Musa) kepada Fir’aun, penguasa Mesir, yang telah mengusir dan memerangimu, ajaklah ia untuk ibadah kepada Allah satu-satunya, tiada sekutu bagiNya, dan hendaknya ia berbuat baik kepada Bani Israel, jangan menyiksa mereka. Sesungguhnya ia telah melampaui batas dan membangkang, dan lebih mengutamakan kehidupan dunia dan melupakan Rabb yang Maha Tinggi.” (Ibid, 3/146)
Jadi, ada alasan yang jelas kenapa Fir’aun harus diluruskan karena ia melampaui batas, sombong, menindas, sesat, kufur dan membangkang kepada Allah Ta’ala. Inilah ciri khas penguaza zalim, bisa terjadi pada siapa saja, di mana saja dan kapan saja.
Minggu, 24 April 2011
Sepotong episode
Sudah 3 tahun ke menapaki masa-masa SMA,, tak terasa kian dekat dengan perpisahan dengan masa-masa paing indah yang pernak kurasakan itu. di sini banyak sekali aku belajar. belajar matematika, ipa, ips, pkn, kesenian, agama, komputer deelel... tidak hanya itu,, disi aku juga belajar berorganisasi, belajar bagaimana cara berteman, belajar banyak sekali. dan disini aku belajar menemukan jati diriku yang sebenarnya. apa tujuan hidupku. hakikatku diciptakan. apa kewajibanku di dunia ini. dan sedikit demi sedikit telah ku temukan itu.. tarbiyah yang mendidikku ku. dakwah yang menhajari ku. disinilah aku merasakan betapa indanya hidup ini. betapa manisnya hidup ditemani iman dan islam. terimakasih ya Rabb,,, ka mengizinkan ku merasakan semua ini. merasakan manisnya iman, mengecap manisnya ukhuwah. sungguh ini adalah anugerah yang terindah yang pernah ku rasakan.
Termasuk golongan manakah anda dalam melaksanakan shalat ?
Manusia dalam melakukan shalat ada lima tingkatan yaitu:
Pertama, orang yang menganiaya dirinya sendiri, yang suka mengurangi, yaitu orang yang tidak menyempurnakan wudhu, tidak memperhatikan waktu-waktu shalat, dan suka mengurangi batasan-batasan shalat dan rukun-rukunnya.
Kedua, orang yang selalu menjaga waktu-waktu shalat, batasan-batasannya, dan rukun-rukunnya yang bersifat lahiriah serta menyempurnakan wudhu, namun ia suka menyia-nyiakan hati untuk berusaha secara optimal menyingkirkan waswas dari dalam hatinya sehingga ia terbawa oleh perasaan waswas dan pemikiran (yang bukan-bukan).
Kedua, orang yang selalu menjaga waktu-waktu shalat, batasan-batasannya, dan rukun-rukunnya yang bersifat lahiriah serta menyempurnakan wudhu, namun ia suka menyia-nyiakan hati untuk berusaha secara optimal menyingkirkan waswas dari dalam hatinya sehingga ia terbawa oleh perasaan waswas dan pemikiran (yang bukan-bukan).
Selasa, 08 Maret 2011
Kamis, 24 Februari 2011
Segelas Susu
Suatu hari, seorang anak lelaki miskin yang hidup darimenjual asongan dari pintu ke pintu, menemukan bahwa dikantongnya hanya tersisa beberapasen uangnya, dan dia sangat lapar. Anak lelaki tersebut memutuskan untuk meminta makanandari rumah berikutnya. Akan tetapi anak itu kehilangan keberanian saatseorang wanita muda membuka pintu rumah. Anak itu tidak jadi meminta makanan, ia hanya beranimeminta segelas air. Wanita muda tersebut melihat, dan berpikir bahwa anaklelaki tersebut pastilah lapar, oleh karena itu ia membawakan segelas besar susu.
Senandung Ukhuwah
Sungguh, bertemu dengan kalian adalah hal yang terindah yang pernah saya rasakan. Sebelumnya tak pernah kurasakan manisnya ukhuwah. namun, bertemu dengan kalian membuatku merasa bahagia. kini ku merasakan manisnya ukhuwah di antara pahitnya kehidupan. ku temukan mata air persadaraan, di tengah padang pasir yang gersang. ku temukan cinta yang sesungguhnya, cinta yang bukan dilandasi karena nafsu. bukan pula cinta yang dijejali dengan harta dan tahta. tetapi cinta, yang sebenarnya cinta, yaitu cinta kepada Allah. cinta karena Allah.
saudaraku, mungkin suatu saat kita akan berpisah. namun persaudaraan ini tak akan pernah luntur dan pudar. yakinlah bahwa kita akan dipertemukan kembali. walaupun mungkin kita tak bertemu lagi di dunia ini, tetapi di dunia yang sebenarnya. Insya Allah, kita akan bertemu di Surga-Nya. maka dari itu berjanjilah atas petemuan kita di sana, di telaga Kautsar, di Surga Allah.
Air Mata Mutiara
Pada suatu hari seekor anak kerang di dasar laut mengadu dan mengeluh pada ibunya sebab sebutir pasir tajam memasuki tubuhnya yang merah dan lembek. "Anakku," kata sang ibu sambil bercucuran air mata, "Tuhan tidak memberikan pada kita, bangsa kerang, sebuah tangan pun, sehingga Ibu tak bisa menolongmu." Si ibu terdiam, sejenak, "Aku tahu bahwa itu sakit anakku. Tetapi terimalah itu sebagai takdir alam. Kuatkan hatimu. Jangan terlalu lincah lagi. Kerahkan semangatmu melawan rasa ngilu dan nyeri yang menggigit. Balutlah pasir itu dengan getah perutmu. Hanya itu yang bisa kau perbuat", kata ibunya dengan sendu dan lembut.
Anak kerang pun melakukan nasihat bundanya. Ada hasilnya, tetapi rasa sakit terkadang masih terasa. Kadang di tengah kesakitannya, ia meragukan nasihat ibunya. Dengan air mata ia bertahan, bertahun-tahun lamanya. Tetapi tanpa disadarinya sebutir mutiara mulai terbentuk dalam dagingnya. Makin lama makin halus. Rasa sakit pun makin berkurang. Dan semakin lama mutiaranya semakin besar. Rasa sakit menjadi terasa lebih wajar.
Akhirnya sesudah sekian tahun, sebutir mutiara besar, utuh mengkilap, dan berharga mahal pun terbentuk dengan sempurna. Penderitaannya berubah menjadi mutiara; air matanya berubah menjadi sangat berharga. Dirinya kini, sebagai hasil derita bertahun-tahun, lebih berharga daripada sejuta kerang lain yang cuma disantap orang sebagai kerang rebus di pinggir jalan.
Minggu, 20 Februari 2011
Ciri Orang Besar Memulai Perubahan
Terkadang kita ini terlalu banyak menggunakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk sesuatu di luar diri kita. Juga terlalu banyak energi dan potensi kita untuk memikirkan selain diri kita, baik itu merupakan kesalahan, keburukan, maupun kelalaian. Namun ternyata sikap kita yang kita anggap kebaikan itu tidak efektif untuk memperbaiki yang kita anggap salah. Banyak orang yang menginginkan orang lain berubah, tapi ternyata yang diinginkannya itu tak kunjung terwujud. Kita sering melihat orang yang menginginkan Indonesia berubah. Tapi, pada saat yang sama, ternyata keluarganya ‘babak belur’, di kampus tak disukai, di lingkungan masyarakat tak bermanfaat. Itu namanya terlampau muluk.
Jangankan mengubah Indonesia, mengubah keluarga sendiri saja tidak mampu. Banyak yang menginginkan situasi negara berubah, tapi kenapa merubah sikap adik saja tidak sanggup.
Selasa, 15 Februari 2011
Kartini : dari kegelapan menuju cahaya
Kartini tdk dapat diartikan lain kecuali sesuai dgn apa yg tersirat dlm kumpulan suratnya; " DOOR DUISTERNIS TOT LICHT ", yg terlanjur diartikan oleh Armijn Pane sbg, " Habis Gelap Terbitlah Terang ". Sedangkan Prof. Dr. Haryati Soebadio, Dirjen Kebudayaan Depdikbud, yg notabene cucu RA Kartini mengartikannya sbg " dari Gelap Menuju Cahaya ", yg kalau kita lihat dalam Al Qur'an akan tertulis sbg, " Minadzhdzhulumati Ilaan Nuur ". Ini merupakan inti ajaran Islam yg membawa manusia dari kegelapan menuju cahaya (iman).
Kartini ada dlm proses kegelapan menuju cahaya, tapi cahaya itu belum sempurna menyinari krn terhalang oleh usaha westernisasi . Kartini yg dikukung oleh adat dan dituntun oleh Barat telah mencoba meretas jalan menuju ke tempat yg terang. Dan apakah yg kita lakukan kini merupakan langkah-langkah maju ataukah surut ke belakang...?
Mengapa Allah Menciptakan Babi?
Mengapa Allah menciptakan babi? Jawaban yang mudah dari pertanyaannya adalah “Tanya saja lansung sama Allah”. memang benar hanya Allah yang tau menga Dia menciptakan babi, karena Dia-lah yang telah mencptakan makhluk yang di haramka tersebut. Namun, mungkin kita muncul dikepala kita, mengapa di ciptakan, kalau ujung-ujungnnya tidak diperbolehkan untuk memakannya juga. Pengen tau? Baca terus catatan ini ya.
Allah tidak akan menciptakan sesuatu dengan sia-sia. Pasti ada alasannya. Allah-lah yang lebih mengetahui ketimbang manusia. Kita tidak perlu tau, karena itu hak Allah. Dalam Qur’an Surah Ali Imran ayat 191:
Minggu, 23 Januari 2011
I N T I F A D A H
Intifadah, yang berarti “pemberontakan” dalam Bahasa Arab, adalah nama untuk perjuangan yang dilakukan oleh sekelompok orang Palestina, yang bersenjatakan batu-batu, melawan salah satu musuh terbesar dunia, yaitu orang yang menjawab lemparan batu itu dengan peluru, roket, dan rudal. Memang, mereka jarang sekali ragu-ragu menjadikan orang yang tidak pernah melempar batu sebagai sasaran mereka, bahkan mampu membunuh lusinan anak-anak dengan cara tak berperikemanusiaan.
Intifadah pertama memasuki panggung politik pada 1987, dimulai dengan pemuda Palestina yang membalas pembunuhan enam anak-anak Palestina oleh tentara-tentara Israel. Berlanjut hingga 1993, Intifadah menghadapi tanggapan yang sangat keras dari Israel, berdasar prinsip bahwa “kekerasan melahirkan kekerasan,” Timur Tengah kembali terjatuh ke dalam kekacauan. Sepanjang masa ini, perhatian dunia tertuju pada kasus anak-anak yang tempurung kepalanya pecah dan tangan-tangan mereka dipatahkan oleh para tentara Israel. Orang-orang Palestina, dari yang paling muda hingga yang paling tua, menentang kekerasan militer Israel dan penindasan dengan sambitan batu apa pun yang dapat mereka temukan. Sebagai balasannya, tentara Israel secara besar-besaran memberondongkan senjatanya: menyiksa, mematahkan tangan, dan menembaki lambung dan kepala orang-orang dengan tembakan senapan. Pada tahun 1989, sebanyak 13.000 anak-anak Palestina ditahan di penjara-penjara Israel.
Apa pun alasannya, memilih cara kekerasan tidak pernah memecahkan persoalan. Dan kembali, kenyataan penting harus dicamkan ketika merenungkan tanah tempat Intifadah terjadi. Pertama-tama, karena diperkuat oleh keputusan PBB, tentara Israel menggunakan kekuatan yang, sejalan dengan hukum internasional, seharusnya dijauhi. Meskipun sudah diperkuat aturan, jika Israel menuntut agar keberadaannya di tanah ini diterima, cara menunjukkannya tentu bukan dengan membunuh orang-orang tak berdosa. Karena semua orang yang waras pastilah sepakat, jika salah bagi orang-orang Palestina memilih kekerasan, maka pastilah juga salah bagi tentara-tentara Israel membunuh mereka. Setiap negara memiliki hak membela diri dan melindungi dirinya, namun apa yang telah terjadi di Palestina jauh dari sekedar membela diri.
Tentara pendudukan Israel menanggapi batu-batu dan ketapel remaja Palestina dengan senapan otomatis dan peluru tajam. Oleh karenanya setidaknya beberapa orang Palestina meninggal setiap hari. |
Selama tahun-tahun Intifadah, sebuah peristiwa terjadi di desa Kristen Beit Sahour di dekat Bethlehem. Kejadian ini, yang disaksikan oleh penduduknya Norman Finkelstein, hanyalah satu dari banyak contoh yang tidak mendukung bahwa campur tangan militer didorong oleh keinginan membela diri:
Suatu kali di kamp pengungsian Jalazoun, anak-anak membakar ban ketika sebuah mobil menepi. "Pintu dibiarkan terbuka, dan empat pria (pemukim Israel maupun tentara berpakaian preman) melompat keluar, menembak membabi buta ke segala penjuru. Anak-anak di samping saya tertembak di punggungnya, peluru keluar dari pusarnya… Hari berikutnya Jerussalem Post melaporkan bahwa tentara itu menembak untuk membela diri."94 Intifadah rakyat Palestina, yang dilakukan dengan sambitan batu dan pentungan untuk melawan tentara paling modern di dunia, berhasil menarik perhatian internasional pada wilayah ini. Gambar-gambar yang intinya mengenai pembunuhan tentara Israel atas anak-anak berusia sekolah sekali lagi menunjukkan kebijakan teror pemerintah pendudukan. Masa ini berlanjut hingga Kesepakatan Oslo tahun 1993, ketika Israel dan PLO duduk bersama di meja perundingan. Pada pertemuan ini, Israel mengakui Yasser Arafat untuk pertama kalinya sebagai perwakilan resmi rakyat Palestina.
Setelah Intifadah pertama mencapai puncaknya dalam kesepakatan damai, rakyat menunggu dengan sabar perdamaian dan keamanan kembali ke wilayah Palestina. Penantian ini berlanjut hingga Sepetember 2000, ketika Ariel Sharon, yang dikenal sebagai “Penjagal dari Libanon,” melakukan kunjungan yang menghebohkan ke Mesjid al-Aqsa bersama puluhan polisi Israel. Kejadian ini memicu bangkitnya Intifadah al-Aqsa.
Sabtu, 08 Januari 2011
Sepotong Roti Penebus Dosa
Abu Burdah bin Musa Al-Asy'ari meriwayatkan, bahawa ketika menjelang wafatnya Abu Musa pernah berkata kepada puteranya: "Wahai anakku, ingatlah kamu akan cerita tentang seseorang yang mempunyai sepotong roti."
Dahulu kala di sebuah tempat ibadah ada seorang lelaki yang sangat tekun beribadah kepada Allah. Ibadah yang dilakukannya itu selama lebih kurang tujuh puluh tahun. Tempat ibadahnya tidak pernah ditinggalkannya, kecuali pada hari-hari yang telah dia tentukan. Akan tetapi pada suatu hari, dia digoda oleh seorang wanita sehingga diapun tergoda dalam pujuk rayunya dan bergelumang di dalam dosa selama tujuh hari sebagaimana perkara yang dilakukan oleh pasangan suami-isteri.
Setelah ia sedar, maka ia lalu bertaubat, sedangkan tempat ibadahnya itu ditinggalkannya, kemudian ia melangkahkan kakinya pergi mengembara sambil disertai dengan mengerjakan solat dan bersujud.
Akhirnya dalam pengembaraannya itu ia sampai ke sebuah pondok yang di dalamnya sudah terdapat dua belas orang fakir miskin, sedangkan lelaki itu juga bermaksud untuk menumpang bermalam di sana, kerana sudah sangat letih dari sebuah perjalanan yang sangat jauh, sehingga akhirnya dia tertidur bersama dengan lelaki fakir miskin dalam pondok itu.
Dahulu kala di sebuah tempat ibadah ada seorang lelaki yang sangat tekun beribadah kepada Allah. Ibadah yang dilakukannya itu selama lebih kurang tujuh puluh tahun. Tempat ibadahnya tidak pernah ditinggalkannya, kecuali pada hari-hari yang telah dia tentukan. Akan tetapi pada suatu hari, dia digoda oleh seorang wanita sehingga diapun tergoda dalam pujuk rayunya dan bergelumang di dalam dosa selama tujuh hari sebagaimana perkara yang dilakukan oleh pasangan suami-isteri.
Setelah ia sedar, maka ia lalu bertaubat, sedangkan tempat ibadahnya itu ditinggalkannya, kemudian ia melangkahkan kakinya pergi mengembara sambil disertai dengan mengerjakan solat dan bersujud.
Akhirnya dalam pengembaraannya itu ia sampai ke sebuah pondok yang di dalamnya sudah terdapat dua belas orang fakir miskin, sedangkan lelaki itu juga bermaksud untuk menumpang bermalam di sana, kerana sudah sangat letih dari sebuah perjalanan yang sangat jauh, sehingga akhirnya dia tertidur bersama dengan lelaki fakir miskin dalam pondok itu.
Minggu, 02 Januari 2011
Sabtu, 01 Januari 2011
The Gate of Heaven
Judul Buku : The Gate of Heaven
Penulis : R.h. Fitriadi
Penerbit : Semesta (kelompok Pro_U Media), Yogyakarta
Cetakan : Pertama, 2010
Tebal : 480 hlm.
Harga : Rp 46.000,-
Persaudaraan adalah sebuah kata yang tak pernah lepas dari kehidupan seorang anak manusia. Persaudaraan menjadi lambang keterikatan antara seseorang dengan yang lainnya. Persaudaraan adalah lambang kebaikan moral yang tak pernah mengenal waktu dan tempat. Persaudaraan akan memecah keangkuhan dan kesombongan yang bersemayam dalam hati.
Persaudaraan menjadikan kehidupan lebih bermakna tanpa kezoliman dan penindasan tak beralasan. Persaudaraan merupakan tali yang mengikat rasa kebersamaan. Ia merupakan kunci untuk membuka hati selapang-lapangnya, seluar samudera yang terhampar, seluas langit dan bumi yang begitu kokoh, untuk menerima siapapun yang ingin menjalin ikatan itu. Persaudaraan tak mengenal momen, kalau ada sesuatu yang sangat dibutuhkan, barulah ia menjulurkan tali pengikat itu. Tidak! Bukan itulah hakikat persaudaraan yang menenteramkan jiwa, tapi ia adalah pengikat di setiap tempat, waktu, dan siapapun yang bersungguh-sungguh menginginkannya. Itulah yang dicoba dihadirkan oleh saudara kita R.h. Fitriadi, dalam novelnya yang berjudul The Gate of Heaven.
Persaudaraan menjadikan kehidupan lebih bermakna tanpa kezoliman dan penindasan tak beralasan. Persaudaraan merupakan tali yang mengikat rasa kebersamaan. Ia merupakan kunci untuk membuka hati selapang-lapangnya, seluar samudera yang terhampar, seluas langit dan bumi yang begitu kokoh, untuk menerima siapapun yang ingin menjalin ikatan itu. Persaudaraan tak mengenal momen, kalau ada sesuatu yang sangat dibutuhkan, barulah ia menjulurkan tali pengikat itu. Tidak! Bukan itulah hakikat persaudaraan yang menenteramkan jiwa, tapi ia adalah pengikat di setiap tempat, waktu, dan siapapun yang bersungguh-sungguh menginginkannya. Itulah yang dicoba dihadirkan oleh saudara kita R.h. Fitriadi, dalam novelnya yang berjudul The Gate of Heaven.
ANTARA ZIONISME DAN YAHUDI
Musim panas tahun 1982 menjadi saksi atas kebiadaban luar biasa yang menyebabkan seluruh dunia berteriak dan mengutuknya dengan keras. Tentara Isrel memasuki wilayah Lebanon dalam suatu serbuan mendadak, dan bergerak maju sambil menghancurkan sasaran apa saja yang nampak di hadapan mereka. Pasukan Israel ini mengepung kamp-kamp pengungsi yang dihuni warga Palestina yang telah melarikan diri akibat pengusiran dan pendudukan oleh Israel beberapa tahun sebelumnya. Selama dua hari, tentara Israel ini mengerahkan milisi Kristen Lebanon untuk membantai penduduk sipil tak berdosa tersebut. Dalam beberapa hari saja, ribuan nyawa tak berdosa telah terbantai. Terorisme biadab bangsa Israel ini telah membuat marah seluruh masyarakat dunia. Tapi, yang menarik adalah sejumlah kecaman tersebut justru datang dari kalangan Yahudi, bahkan Yahudi Israel sendiri. Profesor Benjamin Cohen dari Tel Aviv University menulis sebuah pernyataan pada tanggal 6 Juni 1982: |
Langganan:
Postingan (Atom)
saudara seperjuangan
Sebuah Renungan |