Kamis, 29 April 2010

Wahai muslimah, apa yang menyebabkan mu enggan berjilbab…???

0 komentar

Mulianya seorang wanita itu, hingga syurga nan indahpun di bawah telapak kakinya. Beruntungnya seorang wanita itu, hingga ia disebut tiga kali oleh Rasulullah sebelum akhirnya lelaki ketika salah seorang sahabat bertanya pada kekasih Allah, siapakah yang terlebih dahulu harus ia hormati. Jawabannya adalah ibu. Bukankah ibu itu seorang wanita?? Ya, begitu istimewanya kaum hawa. Terjaganya wanita dalam kesolehan, hingga ia menjelma menjadi perhiasan terindah dunia. 
Of course, hanya wanita sholehah yang bisa menjadi perhiasan terindah di dunia. Beruntungnya jika ia menjadi bidadari syurga kelak nantinya
Mendengar kata wanita sholehah, tentulah kita langsung membayangkan seseorang yang baik perangainya, ucapan dan perbuatannya serta pastilah ia orang yang cerdas dan pintar. Namun itu hanya dinilai dari segi akhlak dan fikrianya saja. Yupz,,, secara fisik pastinya kita juga membayangan sosok wanita sholehah itu biasanya berparas cantik, rapi, selalu tersenyum  pakaiannya tertutup, gak ketat, dan gak transparan serta yang pastinya menutup aurat dan so pasti berjilbabkan… 
Pada artikel kali ini, saya tidak akan mambahas semua yang telah saya tuliskan di atas (mungkin di next artikel kali ya…), namun lebih terfokus dengan masalah jilbab. Ya… jilabab. Jilbab merupakan penutup dari kepala hingga dada bagi kaum hawa terutama bagi wanita yang bergelar muslimah. Tak sekedar hanya untuk menutupi kepala, karena pada dasarnya jilbab itu berbeda dengan penutup kepala yang masih terlihat telinganya. Berbeda pula dengan kerudung yang masih tampak bagian dadanya. Bukankah Allah SWT telah berfirman di dalam Al-Qur’an Surah Al-Ahzab ayat 59, yang berbunyi:
“Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka." Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” 

Ya, jelas sudah yang tercatat dalam kitab suci bernama Al-Qur’an ini. Bukankah menutup aurat itu perintah Allah SWT. Kita telah mengetahui bahwa munutup aurat itu wajib. Dan kita tau pula bahwa segala yang wajib itu harus dilakukan, kalau tidak dilakukan, bagaimana??? Ya… tau sendiri konsekuensinya, dosa yang pasti. Memang kedengarannya menyeramkan. tapi inilah yang sesunggahnya.
Tapi bagaimana kalau kita belum siap untuk memakainya? Ehm,,, kalau kita terus berkata belum siap, kapan akan memulainya??? Menurut survey yang saya lakukan, sebagian dari wanita muslim yang tidak berjilbab mengatakan mereka belum mendapat hidayah untuk memakai jilbab. Ehm,,, kalau nunggu hidayah datang, keburu tua loh. Kita gak tau kapan malaikat pencabut nyawa akan menjemput kita. Ada sebuah kalimat taujih yang pernah saya dengar.
”hidayah itu tidak akan datang dengan sendirinya jikalau kita tak mencari hidayah itu sendiri”, kata kakak mentor saya.

Agak menyinggung sedikit, bahwa hidayah itu bukannya sesuatu yang secara tiba-tiba akan kita dapatkan. Butuh proses untuk mendapatkan hidayah. Berbeda dengan taufik. Tidak semua orang mendapatkannya, hanya orang-orang pilihan Allah yang bisa mendapatkannya. Taufik itu datang secara tiba-tiba. Misalnya, si Budi adalah anak yang nakal dan suka membangkak orang tuanya(maaf ya kalau ada yang namanya Budi). Pada suatu malam ia bermimpi bertemu dengan seseorang yamg memakai pakaian berwarna putih. Orang itu hendak mengambil nyawanya. Budi sangat ketakutan dan berlari tak karuan. Tiba-tiba secara spontan ia terbangun dan dalam posisi duduk. Ia ngosngosan. Kemudian ia tarik nafas panjang lalu beristighfar. Saat itu ia baru menyadari segala perbuatan yang ia lakukan itu adalah perbuatan dosa dan menyakiti orang-orang di sekitarnya. Iapun bertobat. The end. Nah kira-kira seperti itu.
Kembali kepermasalahan awal. Sebenarnya masih banyak lagi alasan-alasan seorang muslimah tidak berjilbab. Tapi tidak akan saya bahas di sini, coz panjang banget.

Yuks,,, kita lanjutkan
Nah,,, mungkin sebagian dari kita bertanya-tanya mengapa sich Allah SWT mengharuskan kita untuk pakai jilbab. Jawabannya adalah terus baca artikel ini. heheh…

Jadi mengapa berjilbab???
Benda yang mahal harganya, so pasti susah didapatkan dan akan selalu dijaga dan dibelai serta disimpan ditempat yg teraman dan terbaik. Sudah pasti intan permata tidak akan dibiar terserak bukan?. Itulah makanya, wanita baik-baik pasti wanita yg dijaga baik-baik pula, bukan wanita yg banyak berserakan dan mudah ditemukan. Nah itulah sedikit gambaran mengapa wanita harus berjilbab, ya karena kita itu spesial. Kita bak intan permata yang selalu akan di jaga. Intan permata itu adalah jilbab yang kita kenakan. Maukan jadi intan permata??? Mau tentunya.  
Jikalau kita telah berjilbab, tentulah kita akan terhindar dari pelecehan dan fitnah. Karena banyak pelecehan seksual terhadap kaum wanita yang merupakan akibat tingkah laku mereka sendiri. Karena wanita merupakan fitnah (godaan) terbesar. Sebagaiman sabda Nabi Muhammad saw,

“Sepeninggalku tak ada fitnah yang lebih berbahaya bagi laki-laki daripada wanita.” (HR. Bukhari)

Maukah kita menjadi wanita seperti itu? Naudzubillah, semoga kita tak termasuk ke dalamnya.
Nah, untuk selanjutnya, ada kabar mengembirakan untuk para wanita nih khususnya yang berjilbab. Ternyata wanita sholehah itu seperti biadadari surga. Percaya gak?? Kalau ngak percaya, harus percaya!! Karena di dalam Al-Qur’an juga tertulis kayak gitu kok. Coba kita lihat

“Dalam surga itu ada bidadari-bidadari yang menundukkan pandangannya, mereka tak pernah disentuh seorang manusia atau jin pun sebelumnya.” (QS. Ar-Rahman: 56)

“Mereka laksana permata yakut dan marjan.” (QS. Ar-Rahman: 58)

“Mereka laksan telur yang tersimpan rapi.” (QS. Ash-Shaffaat: 49)

Wah, ternyata dengan berjilbab, wanita akan memiliki sifat seperti bidadari syurga. Yaitu menundukkan pandangan, tak pernah disentuh oleh yang bukan mahramnya, yang senantiasa menjaga kehormatan diri. Wanita inilah merupakan perhiasan yang amatlah berharga. Bahkan kalau saya rasa wanita sholehah itu lebih dari bidadari syurga. Mengapa??cari tau sendiri jawabannya... heheh..

Nah, ternyata jilbab itu pentingkan. Walaupun terkadang ketika baru memulai membiasakan memakai jilbab, kita merasa gerah, risih dan panas. No problem!!!. Itu semua sebuah proses, yang lama-kelamaan kita akan terbiasa dengan kedaan seperti itu. Tapi di balik itu semua, jilbab itu menyimpan banyak manfaat. Jika rambut muslimah yang berjilbab terlindung dari sengatan panas matahari dan terlindung dari debu serta polusi, sehingga ketika jilbabnya dibuka, rambutnya tampak selalu bersinar. Rambut indahnya hanya diperlihatkan untuk orang-orang yang berhak melihatnya. Selain itu salah satu manfatnya dalam bidang kesehatan. Yupz,,, setelah di teliti oleh ahli kesehatan ternyata dengan bejilbab, kita para muslimah akan terhindar dari beberapa penyakit, seperti kanker kulit dan memperlambat gejala penuaan. Subhanallah… 
Jadi, setiap apa yang Allah SWT perintahkan kepada kita, baik itu yang kita sukai ataupun tidak pastilah ada kebaikannya untuk diri kita. Tentulah Allah tidak akan menzalimi setiap hambanya. Karena Allah Maha Pengasih dan Maha Penyayang.

Bagaimana??? Udah taukan… 
So muslimah,,, apa lagi sich yang membuatmu untuk tidak berjilbab??? 

Bersentuhan dengan yang bukan Mahram setelah wudhu…. Batal gak sich…?

0 komentar
Mungkin kita selama ini mengetahui bahwa jika bersentuhan dengan lawan jenis dapat membuat wudhu kita batal. Saya teringat peristiwa ketika saya menjadi pagar ayu di perkawinan saudara mentor saya. ketika itu banyak tamu yang berdatangan ke pesta itu. Karena saya saat itu bertugas sebagai pemberi air minum mineral kepada para tamu, mungkin saja tanpa sadar saya selalu bersentuhan dengan lawan jenis. Terkadang saya kesal jika tangan saya bersentuhan dengan tangan yang bukan mahramnya. Tapi di balik itu semua ada hikmahnya juga. Saya bercerita kepada mentor saya mengenai hal ini. Lalu mentor saya mengatakan bahwa, bersentuhan dengan yang bukan mahram tidak membatalkan wudhu. Saya terkejut. Sayapun penasaran dan mencba mencarinya lebih dalam lagi lewat mbah Google. Ternyata benar. Ternyata tidak semua ulama menyatakan bahwa menyentuh yang bukan mahramnya itu membuat wudhu kita jadi batal.

Dalam daftar hal-hal yang membatalkan wudhu, sentuhan kulit secara langsung antara laki-laki dan wanita yang bukan mahram, termasuk masalah yang dipermasalahkan para ulama. Sebagian mengatakan bahwa sentuhan itu membatalkan wudhu` dan sebagian mengatakan tidak.

Sebab perbedaan pendapat mereka didasarkan pada penafsiran ayat Al-Quran yaitu:

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat, sedang kamu dalam keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan, sedang kamu dalam keadaan junub, terkecuali sekedar berlalu saja, hingga kamu mandi. Dan jika kamu sakit atau sedang dalam musafir atau datang dari tempat buang air atau kamu telah menyentuh perempuan, kemudian kamu tidak mendapat air, maka bertayamumlah kamu dengan tanah yang baik; sapulah mukamu dan tanganmu. Sesungguhnya Allah Maha Pema’af lagi Maha Pengampun. (QS. An-Nisa: 23)

a. Pendapat yang Membatalkan

Sebagian ulama mengartikan kata MENYENTUH sebagai kiasan yang maksudnya adalah jima` (hubungan seksual). Sehingga bila hanya sekedar bersentuhan kulit, tidak membatalkan wuhu`.

Ulama kalangan As-Syafi`iyah cenderung mengartikan kata MENYENTUH secara harfiyah, sehingga menurut mereka sentuhan kulit antara laki-laki dan wanita yang bukan mahram itu membatalkan wudhu`.

Menurut mereka, bila ada kata yang mengandung dua makna antara makna hakiki dengan makna kiasan, maka yang harus didahulukan adalah makna hakikinya. Kecuali ada dalil lain yang menunjukkan perlunya menggunakan penafsiran secara kiasan.

Dan Imam Asy-Syafi`i nampaknya tidak menerima hadits Ma`bad bin Nabatah dalam masalah mencium.

Namun bila ditinjau lebih dalam pendapat-pendapat di kalangan ulama Syafi`iyah, maka kita juga menemukan beberapa perbedaan. Misalnya, sebagian mereka mengatakan bahwa yang batal wudhu`nya adalah yang sengaja menyentuh, sedangkan yang tersentuh tapi tidak sengaja menyentuh, maka tidak batal wudhu`nya.

Juga ada pendapat yang membedakan antara sentuhan dengan lawan jenis non mahram dengan pasangan (suami istri). Menurut sebagian mereka, bila sentuhan itu antara suami istri tidak membatalkan wudhu`.

b. Pendapat yang Tidak Membatalkan 
Dan sebagian ulama lainnya lagi memaknainya secara harfiyah, sehingga menyentuh atau bersentuhan kulit dalam arti pisik adalah termasuk hal yang membatalkan wudhu`. Pendapat ini didukung oleh Al-Hanafiyah dan juga semua salaf dari kalangan shahabat.

Sedangkan Al-Malikiyah dan jumhur pendukungnya mengatakan hal sama kecuali bila sentuhan itu dibarengi dengan syahwat (lazzah), maka barulah sentuhan itu membatalkan wudhu`.

Pendapat mereka dikuatkan dengan adanya hadits yang memberikan keterangan bahwa Rasulullah SAW pernah menyentuh para istrinya dan langsung mengerjakan shalat tanpa berwudhu` lagi.

Dari Habib bin Abi Tsabit dari Urwah dari Aisyah ra. dari Nabi SAW bahwa Rasulullah SAW mencium sebagian istrinya kemudian keluar untuk shalat tanpa berwudhu`”. Lalu ditanya kepada Aisyah,”Siapakah istri yang dimaksud kecuali anda?” Lalu Aisyah tertawa. (HR. Turmuzi Abu Daud, An-Nasai, Ibnu Majah dan Ahmad).

Nah, udah taukan…
Terserah sich mau pilih pendapatnya siapa,,, saran penulis sich ikut ajah yang tidak memberatkan kita.. okey…

Wallahu a`lam bishshawab. wassalamu `alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Bubur untuk sang anak

0 komentar
Malam itu amat gelap. Bulanpun tak tampak dikarenakan mendung pada saat itu. Seorang anak gadis terbaring lemas di atas tempat tidurnya. Ia terbaring sakit. Badannya panas karena ia terserang demam. Ayahnya memberikan makanan kemudian memberinya obat. Namun anak tersebut tidak mau. Ia menolaknya karena ia tidak mau memakan makanan itu. Akhirnya ayahnya menawarkan kepada anaknya untuk makan bubur saja. Ayahnya berniat membelikan bubur untuk anaknya.
“nak, bagaimana kalau ayah membelikan bubur untuk mu?”, Tanya ayahnya.
“ya, ayah aku mau”, jawab anak tersebut sambil menganggukkan kepalanya.
 Ayahnya bergegas mengambil kunci motor dan langsung pergi dengan motor kesayangannya. Namun ayahnya bingung mau membeli bubur dimana. Hari telah malam, apakah masih ada penjual bubur yang buka. Setelah berkeliling sekian lama, akhirnya ditemukan juga warung yang masih buka. Kebetulan menjual bubur ayam.
“syukurlah, akhirnya ketemu juga”, kata ayahnya dalam hati
 Ayahnya memesan satu bungkus bubur ayam kepada penjual bubur tersebut. Sambil menunggu sang ayah duduk di tempat yang telah disediakan. Namun belum selesai penjual itu membungkus bubur tersebut, tiba-tiba hujan deras turun. Sang ayah berencana menunggu hingga hujan reda. Tetapi sang ayah terpikir bagaimana keadaan anaknya di rumah yang menunggu bubur darinya. Sang ayahpun memutuskan untuk tetap pulang ke rumah, walaupun hujan deras mendera. 
 Sang ayahpun bergegas menuju motornya dan hendak mengambil mantel yang ada di jok motornya. Namun mantel tersebut tidak berada dalam jok motornya. Sang ayah baru teringat bahwa ia lupa membawa mantel, karena tadi perginya buru-buru. 
Sang ayahpun men-starter motornya dan bergegas pergi meninggalkan warung tersebut. Ia pulang dengan basah kuyup. Untung saja bubur ayam tersebut tidak tercampur dengan air. Sang ayah memberikan bubur itu kepada sang anak. Sang anak memakan lahap bubur tersebut. Sang ayah senang melihat anaknya. Ada kebahagiaan tersendiri yang membuat sang ayah senang. Dingin yang sang ayah rasakan karena terkena hujan terasa terhapuskan. Itu semua karena cinta dan kasih sayang sang ayah kepada anaknya. Sehingga sang ayah rela melakukan apapun demi anaknya.

saudara seperjuangan

saudara seperjuangan
Wahai saudaraku,,, Ingatlah akan sebuah janji kita Untuk selalu bersama Di surga-Nya kelak
";)active-Smart-Sholehah-creative-....ashe_kurniasih....(;"
Sebuah Renungan

go to keraton kadariah part 2

Jalan-jalan ke Keraton Kadariah

Followers