Kamis, 17 Juni 2010

I am the Winner

Percaya tidak percaya, kita terlahir sebagai seorang pemenang. Wah, kenapa? Tentu saja, bahkan sebelum kita menjadi embrio, kita sudah menjadi pemenang. Bagaimana mungkin? Ya, mungkin saja. Coba kita ingat kembali pelajaran biologi tentang reprodiksi di sekolah kita. Ada sekitar 250 juta sperma terpancar dari si ayah. Sperma-sperma itu melakukan perjalanan yang amat panjang. Setelah sekian lama, akhirnya mereka hampir sampai menuju sel telur si ibu. Namun, yang terjadi adalah mereka mati di perjalanan dikarenakan pH yang terlalu asam pada rahim si ibu. Namun masih ada sekitar 1000 sperma yang bertahan. Tetapi dari 1000 sperma itu, ternyata saja hanya ada satu sperma yang diizinkan masuk ke sel telur. Kemudian terjadilah proses fertilisasi, lalu dengan izin Allah SWT terbentuklah embrio, kemudian fetus dan melalui
beberapa tahap jadilah bayi seutuhnya. Subhanallah, tiada yang berhak kita sembah selain Allah. Allah menjadikan kita begitu sempurna, begitu juga dengan proses penciptaannya

Lalu apa kaitannya dengan pemenang?
Baiklah, coba bayangkan, dari 250 sperma, kemudian menjadi 1000 sperma, hanya ada 1 sperma saja yang mencapai sel telur. Dengan masukknya sel sperma tersebut, jadilah kita saat ini. Hal ini membuktikan bahwa kita sudah menjadi pemenang sebelum lahir. Memang kita terlahir untuk menjadi pemenang, bukan menjadi pecundang. Namun apakah artinya kita tidak boleh kalah? Tentu tidak. Kekalahan akan berbuah kemenangan apabila kita menyulapnya menjadi sebuah kemenangan yang sejati. Kekalahan akan menjadi sebuah kemenangan apabila kita dapat belajar dari sebuah kekalahan.

Kemenangan bukan berarti selalu menjadi yang terbaik atau nomor satu. Tapi kemenangan sejati yaitu kemenangan yang bersumber dari hati yang bersih. Bukan sekedar bukti nyata yang dipeloreh. Kemenangan akan menjadi sebuah kekalahan jika dengan kemenangan itu menambah rasa sombong di dalam hati, merasa paling hebat, dan merasa tidak ada yang bisa mengalahkan. Sungguh tiada yang berhak sombong kecuali Sang Maha Pemilik segalanya.

Oleh karenanya, jadilah seorang pemenang yang sesungguhnya. Jangan takut akan sebuah kekalahan. Belajarlah dari kekalahan itu, demi kemenangan yang hakiki. Karena sesungguhnya kekalahan akan menjadikan kita semakin mengerti akan hidup ini. Teruslah mencoba dan mencoba. Berkomitmenlah untuk menjadi seorang pemenang. Yakinlah bahwa kita terlahir sebagai pemenang. Tancapkan kata ini baik-baik dalam hati kita “Aku bisa” dan berteriaklah dengan hati dan mulutmu bahwa “I am the winner”.

0 komentar:

Posting Komentar

saudara seperjuangan

saudara seperjuangan
Wahai saudaraku,,, Ingatlah akan sebuah janji kita Untuk selalu bersama Di surga-Nya kelak
";)active-Smart-Sholehah-creative-....ashe_kurniasih....(;"
Sebuah Renungan

go to keraton kadariah part 2

Jalan-jalan ke Keraton Kadariah

Followers