Diperjalanan ia terus memikirkan kejadian yang baru ia alami itu. Ia agak keheranan mengapa peristiwa itu bisa terjadi, padahal tidak ada satupun halangan yang berarti. Ia tidak menabrak batu, jalannya juga tidak rusak, dan jalanan pun terlihat sepi, hanya beberapa kali saja terlihat kendaraan lalu lalang. Ia pun bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi. Mengapa ia bisa kehilangan kesimbangan. What happen??
Sejenak ia
merenung. Tak lama kemudian ia pun teringat dengan perbuatannya saat sebelum
berangkat. Ternyata si fulan tadi membuang sampah di sembarang tempat lantaran
buru-buru untuk segera pergi.
Si fulan
terheran dikarenakan balasan dari Allah begitu cepat. Ia juga tak menyangka
bahwa Allah akan membalas kemaksiatan yang dilakukannya itu dan sangat cepat
sekali. Padahal banyak orang yang melakukan maksiat lebih dari diranya, belum
juga Allah balas perbuatan maksiat itu. Ia mengerutkan dahi sambil berfikir mengapa.
Akhirnyapun
ia tahu dan menyadari bahwa Allah sangat menyayanginya. Allah telah
mengingatkan dan menegurnya. Ia pun sadar dan segera beristigfar, memohon ampun
kepada Allah atas perbuatan yang dilakukannya.
Dari cerita
di atas banyak sekali hikmah yang dapat kita petik. Kita, sebagai aktifis
dakwah jangan merasa ketika melakukan maksiat sekecil apapun, Allah akan
memaklumi dan menolerir kita. Itu adalah anggapan yang salah. Bahkan Allah akan
segera mengingatkan dan menegur kita agar kita segera bertaubat kepada-Nya.
Allah itu tidak rela para tentaranya di dunia melakukan maksiat, karena Allah
sangat menyayangi hambanya.
Allah juga
telah berjanji dalam sebuah kitab suci, yang kita sebut sebagai Al-qur’an.
Sebagaimana firmannya dalam surah Al-zalzalah ayat 8 :
“dan barang siapa yang mengerjakan
kejahatan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat balasannya”
Semoga Allah
mengampuni segala perbuatan maksiat yang kita lakukan. amin
0 komentar:
Posting Komentar