Kamis, 29 April 2010

Bubur untuk sang anak

Malam itu amat gelap. Bulanpun tak tampak dikarenakan mendung pada saat itu. Seorang anak gadis terbaring lemas di atas tempat tidurnya. Ia terbaring sakit. Badannya panas karena ia terserang demam. Ayahnya memberikan makanan kemudian memberinya obat. Namun anak tersebut tidak mau. Ia menolaknya karena ia tidak mau memakan makanan itu. Akhirnya ayahnya menawarkan kepada anaknya untuk makan bubur saja. Ayahnya berniat membelikan bubur untuk anaknya.
“nak, bagaimana kalau ayah membelikan bubur untuk mu?”, Tanya ayahnya.
“ya, ayah aku mau”, jawab anak tersebut sambil menganggukkan kepalanya.
 Ayahnya bergegas mengambil kunci motor dan langsung pergi dengan motor kesayangannya. Namun ayahnya bingung mau membeli bubur dimana. Hari telah malam, apakah masih ada penjual bubur yang buka. Setelah berkeliling sekian lama, akhirnya ditemukan juga warung yang masih buka. Kebetulan menjual bubur ayam.
“syukurlah, akhirnya ketemu juga”, kata ayahnya dalam hati
 Ayahnya memesan satu bungkus bubur ayam kepada penjual bubur tersebut. Sambil menunggu sang ayah duduk di tempat yang telah disediakan. Namun belum selesai penjual itu membungkus bubur tersebut, tiba-tiba hujan deras turun. Sang ayah berencana menunggu hingga hujan reda. Tetapi sang ayah terpikir bagaimana keadaan anaknya di rumah yang menunggu bubur darinya. Sang ayahpun memutuskan untuk tetap pulang ke rumah, walaupun hujan deras mendera. 
 Sang ayahpun bergegas menuju motornya dan hendak mengambil mantel yang ada di jok motornya. Namun mantel tersebut tidak berada dalam jok motornya. Sang ayah baru teringat bahwa ia lupa membawa mantel, karena tadi perginya buru-buru. 
Sang ayahpun men-starter motornya dan bergegas pergi meninggalkan warung tersebut. Ia pulang dengan basah kuyup. Untung saja bubur ayam tersebut tidak tercampur dengan air. Sang ayah memberikan bubur itu kepada sang anak. Sang anak memakan lahap bubur tersebut. Sang ayah senang melihat anaknya. Ada kebahagiaan tersendiri yang membuat sang ayah senang. Dingin yang sang ayah rasakan karena terkena hujan terasa terhapuskan. Itu semua karena cinta dan kasih sayang sang ayah kepada anaknya. Sehingga sang ayah rela melakukan apapun demi anaknya.

0 komentar:

Posting Komentar

saudara seperjuangan

saudara seperjuangan
Wahai saudaraku,,, Ingatlah akan sebuah janji kita Untuk selalu bersama Di surga-Nya kelak
";)active-Smart-Sholehah-creative-....ashe_kurniasih....(;"
Sebuah Renungan

go to keraton kadariah part 2

Jalan-jalan ke Keraton Kadariah

Followers