Labels
Selasa, 08 Maret 2011
Kamis, 24 Februari 2011
Segelas Susu
Suatu hari, seorang anak lelaki miskin yang hidup darimenjual asongan dari pintu ke pintu, menemukan bahwa dikantongnya hanya tersisa beberapasen uangnya, dan dia sangat lapar. Anak lelaki tersebut memutuskan untuk meminta makanandari rumah berikutnya. Akan tetapi anak itu kehilangan keberanian saatseorang wanita muda membuka pintu rumah. Anak itu tidak jadi meminta makanan, ia hanya beranimeminta segelas air. Wanita muda tersebut melihat, dan berpikir bahwa anaklelaki tersebut pastilah lapar, oleh karena itu ia membawakan segelas besar susu.
Senandung Ukhuwah
Sungguh, bertemu dengan kalian adalah hal yang terindah yang pernah saya rasakan. Sebelumnya tak pernah kurasakan manisnya ukhuwah. namun, bertemu dengan kalian membuatku merasa bahagia. kini ku merasakan manisnya ukhuwah di antara pahitnya kehidupan. ku temukan mata air persadaraan, di tengah padang pasir yang gersang. ku temukan cinta yang sesungguhnya, cinta yang bukan dilandasi karena nafsu. bukan pula cinta yang dijejali dengan harta dan tahta. tetapi cinta, yang sebenarnya cinta, yaitu cinta kepada Allah. cinta karena Allah.
saudaraku, mungkin suatu saat kita akan berpisah. namun persaudaraan ini tak akan pernah luntur dan pudar. yakinlah bahwa kita akan dipertemukan kembali. walaupun mungkin kita tak bertemu lagi di dunia ini, tetapi di dunia yang sebenarnya. Insya Allah, kita akan bertemu di Surga-Nya. maka dari itu berjanjilah atas petemuan kita di sana, di telaga Kautsar, di Surga Allah.
Air Mata Mutiara
Pada suatu hari seekor anak kerang di dasar laut mengadu dan mengeluh pada ibunya sebab sebutir pasir tajam memasuki tubuhnya yang merah dan lembek. "Anakku," kata sang ibu sambil bercucuran air mata, "Tuhan tidak memberikan pada kita, bangsa kerang, sebuah tangan pun, sehingga Ibu tak bisa menolongmu." Si ibu terdiam, sejenak, "Aku tahu bahwa itu sakit anakku. Tetapi terimalah itu sebagai takdir alam. Kuatkan hatimu. Jangan terlalu lincah lagi. Kerahkan semangatmu melawan rasa ngilu dan nyeri yang menggigit. Balutlah pasir itu dengan getah perutmu. Hanya itu yang bisa kau perbuat", kata ibunya dengan sendu dan lembut.
Anak kerang pun melakukan nasihat bundanya. Ada hasilnya, tetapi rasa sakit terkadang masih terasa. Kadang di tengah kesakitannya, ia meragukan nasihat ibunya. Dengan air mata ia bertahan, bertahun-tahun lamanya. Tetapi tanpa disadarinya sebutir mutiara mulai terbentuk dalam dagingnya. Makin lama makin halus. Rasa sakit pun makin berkurang. Dan semakin lama mutiaranya semakin besar. Rasa sakit menjadi terasa lebih wajar.
Akhirnya sesudah sekian tahun, sebutir mutiara besar, utuh mengkilap, dan berharga mahal pun terbentuk dengan sempurna. Penderitaannya berubah menjadi mutiara; air matanya berubah menjadi sangat berharga. Dirinya kini, sebagai hasil derita bertahun-tahun, lebih berharga daripada sejuta kerang lain yang cuma disantap orang sebagai kerang rebus di pinggir jalan.
Langganan:
Postingan (Atom)
saudara seperjuangan

Wahai saudaraku,,, Ingatlah akan sebuah janji kita Untuk selalu bersama Di surga-Nya kelak
Sebuah Renungan |